Aku adalah seorang anak nelayan di tepi pesisir. Ayahku seorang penangkap ikan-ikan di laut, sampai saat ini ayah masih saja mempertahankan pekerjaaannya sebagai nelayan. Penghasilannya sangat kecil. Hanya mengandalkan perahu reot kecil, ayah tengah malam pergi menangkap ikan, kembali saat pagi tiba.
Di temani langit, angin, awan dan burung-burung camar. Pohon-pohon kelapa, seolah melambai membiarkannya ayahku pergi dengan perahunya meninggalkan pantai putih tempat anak-anak menjungkitkan kaki meledek gelombang ombak yang kecil dan kerang-kerang. Ia berangkat seolah prajurit yang akan menunaikan tugas dan titah dari sang raja, tanpa takut. Pernah Ayah bercerita padaku dahulu betapa gagahnya dia ketika pergi menangkap ikan, tapi sayang beribu sayang saat ini tangkapan ayah hanya sampah-sampah hasil limbah rumah tangga, pabrik dan entah dari mana lagi datangnya sampah-sampah itu.
Tidak-tidak ayah tidak mengeluh, ayah hanya marah. Pernah sempat terbesit pikiran dalam benak Ayah untuk alih profesi menjadi kuli bangunan mengikuti teman-temannya. Namun selalu ayah urungkan alasannya hanya satu : “aku seorang nelayan dan akan mati sebagai nelayan”. Begitu prinsipnya.
Sambil melangkah menyiapkan perahunya yang reot, aku mendekati ayah dan berkata. “Yah pergi menangkap ikan lagi sekarang?”. Ayah hanya tersenyum dan berkata “Aku akan menangkap sampah, anakku!”. Tanpa ragu lagi ia berjalan bersenandung lagu hatinya :
Nelayan jaya
di ujung nestapa
penangkap ikan
dalam jaring
saat datang
saat pergi
berdayung sampan
berpeluh kesabaran
tangkapanku
saat ini sampah
hasil dari tangan-tangan jahil
tidak berperasaan, membuat ikan-ikanku mati
membuat tubuhku gatal
membuat lautku berbuih
membuat terumbu karangku hitam legam
pagi ini aku berangkat
bukan tengah malam lagi
ku bersihkan dengan hatiku
orang-orang mengatai aku
nelayan gila
karena
tangkapanku
saat ini sampah
seandainya aku ingin mengeluh
akan ku katakan ini salah kalian
namun aku diam, hanya melaut
dan menangkap sampah
Rempoa, 22 Maret 2011
Selamat Hari Air Sedunia (World Day for Water)
Sempat saya sedih membaca tulisan ini.
Kasihan Betul Alam kita…!!!
Pesan ku,,yang sakit segeralah sembuh…!
terima kasih sobat Nathaniel Tangdibali atas apresiasinya, kita semua berharap demikian, salam
bagus yah ceritanya.. puisinya juga bagus.. bwt sendiri yh??? itu petition apa yh>>?? kayak bagus…. tapi g tw mw d isi apa untuk mw start petition
@rachmawaty, Yap baut sendiri sobat, iseng2 mengingatkan ttg hari Air Sedunia.
baru tau kalau hari ini hari air, mantap!